Sejentik bunga sederhana. Tak memiliki kilasan warna
Tapi putih..
Bermakna jernih, bersih..
Dan suci..
Tak berbau. Dan tak bau.
Bagai gadis tanpa parfum. Tapi semerbak wangi kasturi
Begitulah itu tercium.
Punya aroma khas yang tak mampu terdeskripsi
Tak berhias. Hanya serabut halus ringan nan lembut
Tapi kedudukannya lebih tinggi dari semua bunga
bermahkota.
Ia bunga terhormat.. Ratu di antara cemara yang
membeku oleh kristal- kristal salju
Karena satu hal..
Keindahannya abadi. Menahun. Sekalipun raganya telah
mati..
Ketika bunga lain melayu di musim dingin
Tapi si gadis Dandelion bertahan,
mengukuhkan otot-otot meristemnya untuk tetap tegak
dan tegar
Meski tak mampu lagi menumbuh, tapi ia tak pernah melayuh
Dengan segala sisa hidupnya, ia akan terbang..
Bersama tiupan nafas langit
Luput dan nyaris pupus.
Namun demi sebuah kebebasan
Dan petualangan..
Di atas tanah gembur lain, atau sepetak pasir gersang,
atau bahkan tak kemana pun..
Hidupnya ia serahkan.
Raganya ia pasrahkan.
Namun jiwa ia pegang.
Untuk sebuah mati yang abadi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar